Friday, 14 March 2025 21:24 WIB
Jakarta, fiskusnews.com:
Malam itu begitu sunyi. Kota sudah terlelap, jalanan sepi, hanya lampu-lampu jalan yang masih setia menemani. Tapi di balik layar komputer yang bercahaya redup, ada seseorang yang masih berjuang. Di tengah malam yang dingin, ketika kebanyakan orang sudah terbuai dalam mimpi, ia masih duduk di sana—menghadapi angka-angka, sistem yang terus error, dan tanggung jawab yang tak kunjung usai.
Abang Muhammad Nurul Azhar, seorang pejuang Coretax, tidak memilih untuk menyerah meskipun tubuhnya telah menjerit lelah. Sistem validasi PPhTB yang baru itu begitu keras, baru bisa berjalan lancar pada pukul 2 pagi. Sebelumnya, teman-temannya sudah lebih dulu berjuang, namun hingga pukul 11 malam, hanya lima berkas yang berhasil divalidasi. Terlalu sedikit, terlalu lama, terlalu melelahkan. Tapi Abang Azhar tidak mundur.
Dengan sisa tenaga, ia mengambil alih. Ia menyelesaikan yang belum terselesaikan, mengisi celah yang ditinggalkan, menjaga kredibilitas Coretax agar tetap tegak berdiri. Bagi orang lain, ini mungkin hanya pekerjaan, tetapi bagi Abang Azhar, ini adalah bentuk pengabdian. Ia tidak ingin sistem ini runtuh, tidak ingin perjuangan timnya sia-sia.
Dalam kondisi yang jauh dari ideal, tim kecil ini bertahan. Hanya enam orang pelaksana yang harus mengurus segala hal—dari back office hingga Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). Kepala Seksi Pelayanan jatuh sakit, penyuluh yang tersisa pun hanya dua, salah satunya juga sakit. Beban yang ada sudah melampaui batas wajar, tetapi mereka tetap bertahan, tetap berusaha. Karena jika bukan mereka, siapa lagi?
Dan di antara mereka, Abang Azhar adalah cahaya. Hingga titik terakhir, ia masih berjuang. Hingga malam terakhir, ia masih bertahan. Hingga sistem ini tetap berjalan, ia masih ada.
Kini, ia telah pergi. Namun perjuangannya tidak akan pernah terlupakan. Pejuang Coretax 225 kehilangan salah satu terbaiknya, tetapi semangatnya akan terus hidup di setiap validasi yang terselesaikan, di setiap layar yang menyala hingga larut malam, di setiap angka yang menjadi bukti pengorbanan.
Tribute to Abang Muhammad Nurul Azhar.
Sebuah perpisahan yang terlalu cepat, untuk seorang pejuang yang terlalu berharga. Terima kasih atas segalanya. Istirahatlah dalam damai.
Reporter: Marshanda Gita – Pertapsi Muda
Share
Eksplor lebih dalam berita dan program khas fiskusnews.com