Wednesday, 21 February 2024 08:10 WIB
Di era digital sekarang, adanya gadget atau gawai memang tidak pernah bisa lepas dari genggaman. Selain dikarenakan aktivitas sehari-hari lebih banyak menggunakan handphone atau laptop, kita juga bisa menggunakannya untuk mencari informasi terbaru.
Selain itu, jika tengah bosan atau meluangkan waktu, pastinya Anda akan membuka media sosial, membaca buku digital, atau sekadar melihat foto-foto lama yang tersimpan di galeri. Padahal, tanpa disadari waktu terus berjalan.
Hal ini bisa membuat Anda lupa waktu selama berjam-jam tanpa beranjak dan lupa melakukan kegiatan lain, seperti makan, tidur, mandi, atau sekadar bersosialisasi dengan orang lain. Nah, kondisi ini sebenarnya bisa memicu “digital dementia”, lho.
Namun, digital dementia berbeda dengan demensia yang selama ini kita kenal. Jika, demensia adalah kondisi yang menggambarkan penurunan kemampuan berpikir dan mempengaruhi memori, bahasa, dan penalaran, karena perubahan pada otak, maka digital dementia dikarenakan teknologi.
Dilansir dari Healthline, Kamis (15/2/2024), beberapa tahun terakhir para ahli menggunakan digital dementia atau demensia digital untuk menggambarkan perubahan kognitif yang terkait dengan penggunaan teknologi yang berlebihan.
Meskipun demensia digital bukanlah kondisi yang sebenarnya, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan serupa demensia dan bahkan mungkin meningkatkan risiko demensia.
Untuk itu, Anda perlu mempelajari lebih lanjut tentang apa itu demensia digital. Terrmasuk langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi potensi dampak berbahaya bagi kesehatan mental dari kelebihan screen time.
Share
Eksplor lebih dalam berita dan program khas fiskusnews.com