Wednesday, 21 February 2024 07:51 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Jepang dan Inggris yang memasuki resesi dapat menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia ke depan.
Diketahui, Produk domestik bruto Jepang mengalami kontraksi 0,4 persen, dan produk domestik bruto negara Inggris menyusut 0,3 persen keduanya mengalami resesi.
“Kontraksi pertumbuhan ekonomi di Inggris dan Jepang yang telah terjadi dalam 2 triwulan berturut-turut dapat menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia kedepan,” kata Perry dalam konferensi pers RDG Februari 2024, Rabu (21/2/2024).
Padahal kata Perry, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi.
Ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,1 persen pada tahun 2023 dan 3 persen pada tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang 3 persen dan 2,8 persen.
Menurutnya, meningkatnya prediksi tersebut dipengaruhi oleh perbaikan yang utamanya ditopang lebih kuatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat dan India sejalan dengan investasi dan konsumsi yang tinggi.
Sementara itu, BI mencatat pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih lemah, apalagi ditambah dengan adanya kontraksi pertumbuhan ekonomi di Inggris dan Jepang yang masuk dalam jurang resesi dapat mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Disisi lain, eskalasi ketegangan geopolitik yang masih berlanjut juga dapat mengganggu rantai pasokan, meningkatkan harga komoditas pangan dan energi, serta menahan laju penurunan inflasi global.
“Perkembangan ini mengakibatkan ketidakpastian di pasar keuangan dunia masih tinggi,” pungkasnya.
Share
Eksplor lebih dalam berita dan program khas fiskusnews.com